Dalam pengendalian memanfaatkan musuh alami, parasitoid paling banyak diusahakan karena sifatnya lebih spesifik. Perlu diingat bahwa parasitoid berbeda dengan parasit yang selam ini kita kenal, perbedaannya adalah parasitoid memarasit hanya pada stadium pradewasa, tidak pindah inang, dan sasaran akhirnya mematikan inang; sedangkan parasit memarasit selama siklus hidupnya, bisa pindah inang, dan tidak sampai mematikan inang.
Parasitoid adalah serangga yang pada stadium pradewasanya hidup sebagai parasit pada/dalam serangga lain (sebagai inang) sehingga dapat mengganggu pekembangan serangga hama dengan cara menghisap cairan tubuh, darah atau sari makanan. Kehidupan parasitoid sangat misterius (sulit dikenal). Imago parasitoid hidup bebas dan tidak bersifat parasit, serta memperoleh makanan dari nectar bunga tanaman, embun madu, air/embun yang ada disekitarnya untuk dapat bertahan hidup. Kualitas makanan serangga parasitoid dewasa sangat menentukan lama hidup, keperidian, dan parasitisasi (kemampuan memarasit atau persentase parasitisme).
Sifat/ciri serangga parasitoid antara lain :
- Ukurannya lebih kecil dari inang
- Inangnya dari golongan taxanomi yang sama dengan parasitoid yang bersangkutan.
- Tidak pernah pindah inang (jika terjadi pindah inang, maka yang berikutnya sebagai mangsa, karenanberperan sebagai predator).
Berdasarkan cara kerjanya parasitoid dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
- Parasitoid telur, yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada telur inang, akibatnya telur inang tidak menetas.
- Parasitoid larva, yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada larva inang, akibatnya larva inang gagal menjadi pupa
- Parasit telur - larva yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada telur inang, telur inang memetas, tetapi larva gagal menjadi pupa.
- Parasitoid larva - pupa yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada larva inang, setelah menetas akan memarasit pupa dari larva inang tersebut, sehingga pupa gagal menjadi imago.
- Parasitoid pupa, yaitu parastoid yang meletakkan telur pada pupa inang, sehingga pupa inang gagal menjadi imago.
- Parasitoid primer, yaitu serangga parasitoid yang hidup dalam/pada dan memarasit serangga bukan parasitoid.
- Parasitoid sekunder (hiperparasitoid), yaitu serangga parasitoid yang hidup dalam/pada dan memarasit serangga parasitoid.
- Endoparasit, yaitu parasitoid yang memarasit serangga lain dengan cara menempatkan diri di dalam tubuh inang. Endoparasitoid dibedakan lagi menjadi:
- Endoparasitoid larva, yaitu parasitoid hidup di dalam/pada larva inang. Larva inang disebut koinobion karena larva inang tetap aktif.
- Endoparasioid telur dan pupa, yaitu parasitoid yang hidup di dalam/pada telur dan pupa inang. Telur dan pupa inang disebut idobion karena telur dan pupa inang tidak aktif.
- Ektoparasit, yaitu parasitoid yang memarasit tetapi berada di luar tubuh inang. Ektoparasitoid biasnya pada larva dan pupa inang. Larva dan pupa inang disebut idiobion karena larva dan pupa inang tidak aktif.
- Parasitoid soliter, yaitu apabila dari satu inang hanya keluar satu imago parasitoid.
- Parasitoid gregorius, yaitu apabila dari satu inang keluar lebih dari satu imago parasitoid (satu spesies), karena telur yang diletakkan lebih dari satu atau bersifat polyembrioni.
- Parasitoid ganda (multiple parasitoid), yaitu apabila lebih dari satu spesies parasitoid berkembang dalam/pada satu inang. Dalam hal ini terjadi persaingan antar parasitoid.
- Superparasitisme, yaitu apabila dalam satu inang terdapat lebih dari satu individu parasitoid, tetapi pada akhirnya hanya ada satu parasitoid, karena yang lainnya mati (kalah). Hal ini akan terjadi apabila jumlah inang sedikit, populasi parasitoid tinggi, dan makanan tambahan kurang tersedia.
0 komentar:
Posting Komentar