Kami Siap Melayani Pemesanan Segala Jenis Pupuk Yang berkualitas Dan Berkadar Non Subsidi ke seluruh wilayah di indonesia, Untuk info lebih Lanjut Bisa hub. Alamat Di bawah ini:

Nama : Bpk. Indra
Alamat : Sidayu Gresik
No. Telp : 082391699911
e-mail : indralow1@gmail.com
Tampilkan postingan dengan label Pupuk Daun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pupuk Daun. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Juni 2013

Jenis dan Cara Pemakaian Pupuk Daun

Posted by Unknown On 09.15 | No comments
Jenis-Jenis Pupuk Daun

Pupuk daun saat ini, sudah menjadi pupuk yang akrab dengan petani. Hal ini karena beberapa keuntungan pupuk daun sudah dirasakan berguna bagi keberlangsungan usaha budidaya pertanian. Di pasaran, pupuk daun diperdagangkan dengan bentuk dan jenis yang bermacam-macam. Jika tidak jeli, kita akan dibuat bingung dalam menentukan pilihan produk pupuk daun mana yang akan dibeli.

Pupuk daun dipasaran dijual dengan 2 fase, yakni pupuk daun padat dan pupuk daun cair. Pupuk daun cair berupa cairan pupuk pekat yang diencerkan untuk kemudian disemprotkan ke daun tanaman. Contoh sederhana pupuk daun cair di pasaran adalah pupuk Metalik, Bayfolan dan Biolan. Sedangkan pupuk daun padat adalah pupuk daun yang berupa kristal halus dan atau tepung yang dalam aplikasinya juga diencerkan terlebih dahulu menggunakan pelarut untuk kemudian diseprotkan ke tanaman. Contoh sederhana pupuk daun padat di pasaran adalah pupuk Gandasil, Growmore, dan Gandapan.

Berdasarkan bahan pembentuknya, pupuk daun juga dibagi ke dalam 2 jenis. Pertama adalah pupuk daun yang dibuat dari bahan anorganik dan yang kedua adalah pupuk daun yang dibuat dari bahan organik. Pupuk daun anorganik biasanya tersedia banyak jumlah dan jenisnya di toko obat. Pupuk daun organik dapat diproduksi sendiri dari bahan-bahan anorganik seperti air seni hewan yang telah difermentasi, ekstraksi limbah organik, dan lain-lain.

Berdasarkan kandungan haranya pupuk daun dibagi ke dalam 3 jenis, yakni pupuk daun yang mengandung hara makro, pupuk daun yang mengandung hara mikro, dan pupuk daun yang mengandung hara makro dan mikro secara bersamaan.

Jenis dan Cara Pemakaian Pupuk Daun

Cara Pemakaian Pupuk Daun

Dalam mengaplikasikan pupuk daun ke tanaman, kita membutuhkan alat semprot atau sprayer agar kemudahan, efektivitas, dan efisiensi penggunaan pupuk ini dapat optimal.  Tidak seperti pupuk akar, aplikasi pupuk daun dilakukan dengan terlebih dahulu mengencerkan pupuk ini pada pelarut hingga konsentrasi tertentu yang telah dianjurkan. Pengenceran dilakukan di dalam sebuah wadah dan di aduk hingga merata sama seperti pengenceran yang dilakukan pada aplikasi pestisida. Setelah pupuk daun diencerkan dengan merata, larutan tersebut kemudian dimasukan ke dalam tangki semprot untuk kemudian di semprotkan ke daun tanaman.

Dalam kegiatan penyemprotan, ada satu hal yang umumnya tidak dipahami oleh petani. Hal tersebut adalah mengenai letak atau bagian daun yang disemprot. Kebanyakan petani mengaplikasikan pupuk daun dengan cara menyemprotkannya pada bagian daun yang menghadap ke atas. Hal ini dipilih karena dari segi aplikasinya, cara ini lebih mudah diterapkan. Padahal sebetulnya, untuk memperoleh hasil yang optimal dari pemupukan dengan pupuk daun, bagian daun yang disemprot adalah helaian daun yang menghadap ke bawah. Helaian daun yang menghadap ke bawah adalah bagian daun yang memiliki jumlah stomata yang terbanyak dan seperti yang kita ketahui bahwa pupuk daun diserap oleh tanaman melalui stomata yang terdapat di daun.

Pupuk Daun dan Kegunaannya

Posted by Unknown On 08.58 | No comments

Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan ke tanaman melalui daun. Pupuk ini umumnya tergolong pupuk anorganik yang diproduksi dalam skala besar dari bahan-bahan anorganik. Dalam pengaplikasiannya pupuk ini terlebih dahulu diencerkan dalam pelarut dengan konsentrasi tertentu untuk kemudian di semprotkan ke tanaman.

Pupuk daun adalah pupuk yang diberikan ke tanaman melalui daun. Pupuk ini umumnya tergolong pupuk anorganik yang diproduksi dalam skala besar dari bahan-bahan anorganik. Dalam pengaplikasiannya pupuk ini terlebih dahulu diencerkan dalam pelarut dengan konsentrasi tertentu untuk kemudian di semprotkan ke tanaman.

Pupuk daun lebih mudah diserap oleh tanaman jika dibandingkan pupuk akar karena stomata pada daun lebih responsif dalam menyerap unsur hara yang terlarut di dalam pelarut yang disemprotkan ke daun. Tidak seperti akar yang membutuhkan waktu yang lama dalam penyerapan unsur hara karena beberapa hal seperti unsur hara yang terkandung dalam pupuk belum terurai dan menjadi tersedia, letak akar dan pupuk saling berjauhan, fiksasi unsur hara oleh beberapa mikroorganisme dan kation tanah, pupuk terleaching oleh air hujan, penguapan, dan lain-lain.

Keuntungan lain dari penggunaan pupuk daun adalah kandungan unsur mikro yang ada padanya. Seperti diketahui bahwa unsur hara mikro seperti Zn, Mn, Fe, dan lain sebagainya sangat dibutuhkan oleh tanaman meski dalam jumlah yang sedikit. Meski sangat dibutuhkan, petani seringkali tidak memperhatikan ketersediaannya bagi tanaman dan apa mau dikata pupuk akar yang sering diberikan hanya menyediakan unsur hara makro saja seperti N, P, K, Mg, dan lain-lain. Dengan penggunaan pupuk daun, masalah tersebut akan secara langsung teratasi.

Pupuk daun juga dapat memberikan unsur hara dengan jumlah dan jenis yang sesuai seperti yang dibutuhkan tanaman. Dengan kelarutannya yang tinggi, pupuk daun lebih mudah diserap dan ditranslokasikan oleh tanaman untuk pertumbuhannya. Karena penyerapannya yang mudah itulah kemudian efek penggunaan pupuk ini lebih cepat terlihat dibandingkan penggunaan pupuk akar. Pupuk daun juga dalam aplikasinya dapat lebih merata karena dalam penggunaannya yang menggunakan alat semprot.

Kendatipun memiliki banyak keuntungan, pupuk daun juga memiliki beberapa kerugian seperti biayanya yang cenderung lebih mahal dibandingkan pupuk akar, diperlukan keterampilan dan alat khusus dalam aplikasinya, dan lebih mudah menguap jika diaplikasikan pada waktu aplikasi yang tidak tepat.

Sabtu, 08 Juni 2013

Parasitoid Hama

Posted by Unknown On 00.29 | No comments
Dalam pengendalian memanfaatkan musuh alami, parasitoid paling banyak diusahakan karena sifatnya lebih spesifik.  Perlu diingat bahwa parasitoid berbeda dengan parasit yang selam ini kita kenal, perbedaannya adalah parasitoid memarasit hanya pada stadium pradewasa, tidak pindah inang, dan sasaran akhirnya mematikan inang; sedangkan parasit memarasit selama siklus hidupnya, bisa pindah inang, dan tidak sampai mematikan inang.

Pengendalian Hayati

Parasitoid adalah serangga yang pada stadium pradewasanya hidup sebagai parasit pada/dalam serangga lain (sebagai inang) sehingga dapat mengganggu pekembangan serangga hama dengan cara menghisap cairan tubuh, darah atau sari makanan.  Kehidupan parasitoid sangat misterius (sulit dikenal).  Imago parasitoid hidup bebas dan tidak bersifat parasit, serta memperoleh makanan dari nectar bunga tanaman, embun madu, air/embun yang ada disekitarnya untuk dapat bertahan hidup.  Kualitas makanan serangga parasitoid dewasa sangat menentukan lama hidup, keperidian, dan parasitisasi (kemampuan memarasit atau persentase parasitisme).

Sifat/ciri serangga parasitoid antara lain :
  1. Ukurannya lebih kecil dari inang
  2. Inangnya dari golongan taxanomi yang sama dengan parasitoid yang bersangkutan.
  3. Tidak pernah pindah inang (jika terjadi pindah inang, maka yang berikutnya sebagai mangsa, karenanberperan sebagai predator).

Berdasarkan cara kerjanya parasitoid dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
  1. Parasitoid telur, yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada telur inang, akibatnya telur inang tidak menetas.
  2. Parasitoid larva, yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada larva inang, akibatnya larva inang gagal menjadi pupa
  3. Parasit telur - larva yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada telur inang, telur inang memetas, tetapi larva gagal menjadi pupa.
  4. Parasitoid larva - pupa yaitu parasitoid yang meletakkan telur pada larva inang, setelah menetas akan memarasit pupa dari larva inang tersebut, sehingga pupa gagal menjadi imago.
  5. Parasitoid pupa, yaitu parastoid yang meletakkan telur pada pupa inang, sehingga pupa inang gagal menjadi imago.
  6. Parasitoid primer, yaitu serangga parasitoid yang hidup dalam/pada dan memarasit serangga bukan parasitoid.
  7. Parasitoid sekunder (hiperparasitoid), yaitu serangga parasitoid yang hidup dalam/pada dan memarasit serangga parasitoid.
  8. Endoparasit, yaitu parasitoid yang memarasit serangga lain dengan cara menempatkan diri di dalam tubuh inang.  Endoparasitoid dibedakan lagi menjadi:
  9. Endoparasitoid larva, yaitu parasitoid hidup di dalam/pada larva inang. Larva inang disebut koinobion karena larva inang tetap aktif.
  10. Endoparasioid telur dan pupa, yaitu parasitoid yang hidup di dalam/pada telur dan pupa inang. Telur dan pupa inang disebut idobion karena telur dan pupa inang tidak aktif.
  11. Ektoparasit, yaitu parasitoid yang memarasit tetapi berada di luar tubuh inang. Ektoparasitoid biasnya pada larva dan pupa inang.  Larva dan pupa inang disebut idiobion karena larva dan pupa inang tidak aktif.
  12. Parasitoid soliter, yaitu apabila dari satu inang hanya keluar satu imago parasitoid.
  13. Parasitoid gregorius, yaitu apabila dari satu inang keluar lebih dari satu imago parasitoid (satu spesies), karena telur yang diletakkan lebih dari satu atau bersifat polyembrioni.
  14. Parasitoid ganda (multiple parasitoid), yaitu apabila lebih dari satu spesies parasitoid berkembang dalam/pada satu inang.  Dalam hal ini terjadi persaingan antar parasitoid.
  15. Superparasitisme, yaitu apabila dalam satu inang terdapat lebih dari satu individu parasitoid, tetapi pada akhirnya hanya ada satu parasitoid, karena yang lainnya mati (kalah).  Hal ini akan terjadi apabila jumlah inang sedikit, populasi parasitoid tinggi, dan makanan tambahan kurang tersedia.

Jumat, 07 Juni 2013

Pupuk Kalium

Posted by Unknown On 23.42 | No comments
Selain pupuk nitrogen dan pupuk posfor, pupuk kalium termasuk ke dalam golongan pupuk tunggal yang sering digunakan petani dalam upaya meningkatkan pertumbuhan tanaman budidayanya. Unsur kalium yang terkandung di dalam pupuk kalium memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan tanaman. Di pasaran, pupuk kalium dapat ditemui dengan berbagai bentuk dan jenis. Hanya saja, meski bentuk dan jenisnya berbeda, pupuk-pupuk kalium tersebut sama-sama berfungsi untuk mencukupi kebutuhan hara K yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Jenis-jenis pupuk kalium tersebut antara lain pupuk kalium sulfat, kalium klorida, dan pupuk patent-kali.

Kalium, Pupuk, Super


Pupuk kalium sulfat adalah pupuk kalium yang tergolong pioner di pasaran Indonesia. Keberadaannya adalah yang pertama diantara pupuk-pupuk kalium lainnya. Pupuk kalium sulfat dibuat dari campuran kalium oksida dan asam belerang sehingga penamaannya sering disebut sebagai pupuk ZK atau zwavelzure kali. Pupuk ini berbentuk butiran-butiran kecil dengan warna putih. Sifatnya tidak higroskopis dan bereaksi asam jika diaplikasikan ke tanah. Pupuk kalium sulfat dipasaran dapat ditemui dalam 2 macam. Yang pertama adalah ZK 90 dengan kandungan K2O sebesar 45% hingga 90% dan ZK 96 yang memiliki kandungan K2O sebesar 52%.

Pupuk kalium klorida adalah pupuk kalium yang saat ini cukup langka ditemukan dipasaran, karena harganya tergolong cukup mahal. Kendatipun demikian, pupuk kalium klorida yang lebih terkenal dengan sebutan pupuk KCl ini tetap dicari dan digunakan oleh petani untuk mencukupi kebutuhan hara K pada tanaman budidayanya. Seperti halnya pupuk ZK, pupuk KCl juga dapat ditemukandalam 2 macam, yakni KCl 80 yang memiliki kandungan K2O sebesar 53% dan KCl 90 yang memiliki kandungan K2o sebesar 58%.

Pupuk patent-kali adalah pupuk kalium yang terbuat dari campuran bahan kalium oksida dan magnesium sulfat. Pupuk ini mengandung hara K2O sebesar 21% hingga 30% dan kandungan hara MgO sebesar 6% hingga 19,5%. Pupuk patent-kali umumnya digunakan didaerah sub-tropis karena kandungan hara MgO-nya yang cukup besar. Seperti diketahui bahwa tanah-tanah di daerah sub-tropis umumnya banyak kekurangan hara MgO.

Blogroll

About