Pestisida adalah suatu bahan kimia sintetik yang bersifat racun dan dapat digunakan untuk membunuh organisme pengganggu tanaman yang dibudidayakan. Pengendalian organisme pengganggu tanaman menggunakan pestisida memiliki beberapa keuntungan antara lain sangat efektif, aplikasinya praktis dan elastis (luwes, mudah penggunaannya), kebanyakan cocok/ kompatibel (adaptif, aditif bahkan sinergis) dengan teknik lainnya, relatif lebih murah.
Kerugian menggunakan pestisida antara lain beracun bagi manusia, lingkungan biotik, dan lingkungan abiotik, meninggalkan residu, Timbulnya jenis atau strain organisme pengganggu baru yang kebal terhadap pestisida, menguatnya (resurgensi) populasi organisme pengganggu karena tertekannya musuh alami, biaya pestisida menjadi mahal karena keberhasilan proses produksi sering bergantung pada pestisida, timbulnya hama sekunder menjadi hama utama
Pestisida secara umum dapat digolongkan berdasarkan objek sasaran, fungsi kerja, cara kerja, bahan aktif, dan formulasinya.
Berdasarkan objek sasarannya, pestisida dibedakan menjadi 5 golongan yang antara lain
Insektisida; untuk membunuh serangga,
Bakterisida untuk membunuh bakteri,
Herbisida; untuk membunuh gulma,
Fungisida; untuk membunuh jamur,
Rodentisida; untuk membunuh tikus,
Berdasarkan fungsi kerjanya, pestisida dibedakan menjadi 5 golongan yang antara lain
Untuk menarik serangga disebut atraktan,
Untuk mensterilkan serangga disebut kemosterilan,
Untuk menggugurkan daun disebut defoliant,
Untuk memperlambat, mempercepat, dan meningkatkan pertumbuhan tanaman disebut zat pengatur tumbuh,
Untuk penolak atau penghalau serangga disebut repellent.
Berdasarkan kandungan bahan aktifnya, pestisida dibedakan menjadi 7 golongan yang antara lain
Golongan organofosfat; pestisida golongan ini umumnya adalah jenis insektisida yang digunakan untuk membasmi serangga berjasad lunak. Jenis pestisida yang termasuk golongan ini adalah diazinon, fention, diklorvos, dimatoat, fenitrotion, fentoat, klorpirifos, kuinalfos, malation
Golongan klorhidrokarbon; pestisida golongan ini biasanya berupa insektisida, dan pestisida yang masuk dalam golongan ini adalah dieldrin, endosulfan, klordan, dan lindan
Golongan karbamat; pestisida golongan ini biasanya berupa insektisida. Jenis pestisida yang masuk dalam golongan ini adalah karbaril, karbofuran, BPMC, MIPC, dan Propoksur
Golongan dipiridil; pestisida golongan ini biasanya berupa herbisida. Jenis pestisida yang termasuk golongan ini adalah Paraquat diklorida
Golongan arsen; pestisida golongan ini biasanya berupa insektisida untuk mengendalikan rayap kayu dan tanah. Jenis pestisida golongan ini adalah arsen pentoksida dan arsen pentoksida
Golongan antikoagulan; pestisida golongan ini biasanya berupa rodentisida. Jenis pestisida golongan ini adalah brodifakum, difasionon, kumatettralil, kumaklor, kumarin, wartarin
Golongan seng fosfida; pestisida golongan ini biasanya berupa rodentisida
Pestisida dibuat dalam formulasi yang disesuaikan dengan sifat bahan, cara kerja, objek sasaran. Formulasi tersebut merupakan komposisi bahan aktif, bahan pembawa, dan bahan tambahan lain untuk membantu proses kerja. Berdasarkan formulasinya, pestisida dibedakan menjadi 6 golongan yang antara lain
Cairan emulsi; Biasanya berupa cairan pekat yang jika dicampur dengan pelarut akan membentuk emulsi. Komposisi pestisida bentuk cair biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu bahan aktif, pelarut serta perata. Pestisida formulasi ini dapat mudah dikenali dengan membaca label nama dagang. Biasanya di belakang nama dagang diikuti singkatan ES (Emulsifiable solution), atau WSC (Water Soluable Concentrate), atau E (Emulsifiable), atau S (Solution).
Butiran (Granular); Biasanya berupa butiran dengan ukuran 20-80 mesh yang merupakan komposisi bahan aktif antara 2 – 25%, bahan pembawa yang berupa talk (serbuk) dan kuarsa. Pestisida kelompok ini, di belakang nama dagangnya tercantum singkatan G (Granular) atau WDG (Water Dispersible Granule).
Debu (Dust); Komposisi pestisida formulasi debu terdiri dari bahan aktif dan talk. Nama dagang kelompok formulasi debu biasanya diikuti singkatan D (Dust)
Tepung (Powder); Komposisi pestisida formulasi tepung pada umumnya terdiri atas bahan aktif dan bahan pembawa seperti tanah liat dan talk (biasanya 50 – 75%). Dibelakang nama dagang pestisida formulasi tepung diikuti singkatan WP (Wettable Powder) atau WSP (Water Soluable Powder) atau SP (Soluable Powder)
Minyak (Oil); Bahan dengan formulasi ini biasanya dicampur minyak seperti xiten, korosen atau aminoester. Pestisida ini sering juga disebut SCO (Solluble Concentrate in Oil)
Fumigansia (Fumigant); Pestisida ini berupa zat kimia yang dapat menghasilkan uap, gas, bau, asap yang biasa digunakan di gudang penyimpanan.
Berdasarkan cara kerjanya, pestisida dibedakan menjadi 4 golongan yang antara lain
Pestisida kontak; memiliki daya bunuh apabila organisme pengganggu terkena langsung oleh bahan aktif pestisida.
Pestisida sistemik; dapat ditranslokasikan oleh tanaman, sehingga hama akan mati setelah mengkonsumsi cairan jaringan tanaman tersebut.
Pestisida lambung atau perut; memiliki daya bunuh apabila sistem pencernaan terkena oleh bahan aktif pestisida.
Pestisida pernafasan; memiliki daya bunuh apabila organisme system pernafasan organisme pengganggu terkena oleh bahan aktif pestisida.
0 komentar:
Posting Komentar