Gula total merupakan campuran gula reduksi dan non reduksi yang merupakan hasil hidrolisa pati. Semua monosakarida dan disakarida kecuali sukrosa berperan sebagai agensia pereduksi dan karenanya dikenal sebagai gula reduksi. Kemampuan senyawa gula mereduksi agensia pengoksidasi mendasari pelbagai cara pengujian untuk glukosa dan gula-gula reduksi lainnya. Salah satu cara untuk menentukan gula reduksi dan gula total yaitu dengan metode Nelson-Somogy.
Penentuan gula total dapat ditentukan dengan metode nelson-somogy setelah menghidrolisa ikatan glikosidik dengan asam klorida (suhu 70oC) atau dengan asam kuat suhu tinggi (pemanasan), kemudian larutan sampel yang sudah dinetralkan kembali dianalisis dengan menggunakan reagen Nelson-Somogyi. Jadi, untuk gula total dilakukan hidrolisis terlebih dahulu. Bila bahan hanya mengandung gula pereduksi, maka tidak perlu dilakukan hidrolisis, tetapi dapat langsung dilakukan perhitungan. Sedangkan untuk gula nonpereduksi, gula diubah terlebih dahulu ke dalam bentuk gula pereduksi. Jika terdapat bahan non gula, seperti pati atau karbohidrat lainnya, maka bahan-bahan tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu.
Penentuan gula reduksi menggunakan oksidasi dengan cupri dapat menggunakan metode Nelson-Somogy, dengan prinsip bahwa cuprioksida akan bereaksi menjadi cuprooksida karena adanya gula reduksi (endapan merah bata). Jumlah endapan cuprooksida sebanding dengan jumlah gula reduksi. Sifat pereduksi dari senyawa karena adanya gugus aldehid dan keton bebas dapat mereduksi ion-ion logam seperti tembaga (Cu), perak (Ag) dalam larutan basa dengan menggunakan 2 macam reagen Nelson, yang merupakan campuran dari Nelson A (25) dan Nelson B (1). Nelson A merupakan campuran Na2CO3 anhidrat, Na2SO4, K-Na Tartarat dan Na-bikarbonat. Nelson B merupakan campuran CuSO4 dan H2SO4.
Pada kedua macam reagen tersebut yang berfungsi sebagai oksidator adalah cupri oksida yang dengan gula reduksi akan mengalami reduksi menjadi cupro oksida dan mengendap berwarna merah bata. Cupro oksida kemudian direaksikan dengan arsenomolibdat sehingga membentuk molibdenum yang berwarna biru. Intensitas warna biru diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 540 nm. Untuk mengetahui kadar gula reduksi dalam sampel perlu dibuat kurva standar yang menggambarkan hubungan antara konsentrasi gula reduksi dengan OD.
Penentuan gula reduksi dengan menggunakan metode Nelson Somogy dilakukan untuk bahan yang kandungan gula reduksinya sangat sedikit, hal tersebut karena metode Nelson Somogy sangat peka terhadap konsentrasi karbohidrat yang rendah pada bahan.
Selain menggunakan metode Nelson-Somogy penentuan gula reduksi dan gula total dalam larutan yang sering digunakan antara lain :
Cara Munson –Walker
penentuan gula cara ini adalah dengan menentukan banyaknya kuprooksida yang terbentuk dengan cara penimbangan atau dengan melarutkan kembali dengan asam nitrat kemudian menitrasi dengan tiosulfat. Jumlah kupro oksida yang terbentuk ekuivalen dengan banyaknya gula reduksi yang ada dalam larutan.
Cara Lane – Eynon
Penentuan gula cara ini adalah dengan cara menitrasi reagen Soxhlet (larutan CuSO4, K-Na-tartrat) dengan larutan gula yang diselidiki. Banyaknya larutan yang dibutuhkan untuk menitrasi reagen soxhlet perlu distandarisasi dengan larutan standar. Pada titrasi reagen soxhlet dengan larutan gula akan berakhir apabila warna larutan berubah dari biru menjadi tak berwarna. Indikator yang digunakan pada cara ini adalah metilen biru.
Cara Luff Schoorl
Pada penentuan gula cara ini, yang ditentukan bukannya kupro oksida yang mengendap tetapi dengan menentukan kupri oksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dan sesudah direaksikan dengan sampel gula reduksi (titrasi sampel). Penentuannya dengan titrasi menggunakan Na-Tiosulfat. Selisih titrasi blanko dengan titrasi sampel ekuivalen dengan kupro oksida yang terbentuk dan juga ekuivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan atau larutan.
0 komentar:
Posting Komentar